Kamis, 02 Maret 2017

Duhai Huesca.

           Belajar dari sepucuk romansa kata cinta. Aku hanya memberanikan diri untuk bertahan pada kejujuran antara aku dalam jiwa hingga ke dasar hati. Di sebutnya namanya tepat di pangkal telinga. Lebih dari tiga ratus tujuh puluh hari. Hingga hapal aku rupa upayanya. Namun pada perjalanan kasih, kami temukan serupa huesca. Dan ku ukir sajaknya rapi dalam rasa. Menerima kenyataan pada jiwa di dunia yang hilang, ia lah jiwa. Jiwa sayang yang padanya kenangan menjadi derita pula bayangan yang membuat tinjauan menjadi beku. Angin bangkit seketika itu, jingga. Mengingatkan ku pada musim gugur. Satu yang kutindikkan dalam diri, mengingat segala yang baik dan kemudian ikhlas menziarahi cinta yang mengekal. Tanpa ku minta ia mengenang dan membayangkan aku dengan mesra. Pada rembulan ku titipkan kejujuran, pada kehidupan ku buktikan, dan pada kematian ku tancapkan.

yenifardila
Jheasra. A
Duhai Huesca.
Sajak bersambung...

Puisi Huesca adalah milik Chairil Anwar, puisi tersebut banyak menginspirasi saya. Saya menulis ini bukan untuk membajak atau mengubah naskah puisi sebenarnya. 

Rabu, 01 Maret 2017

Jakarta Romansa, Kasih Tak Sampai

  Bahkan secarik dua carik kertas bisupun menyerah menyemat perkisahan. Lalu ia berkata teramat pelan pada jiwaku. Sentuhan jemarinya yang hangat berkata kemuliaan. Sungguh, demi apa banyak luka yang belum tersembuhkan di dalam sana. Tetapi, yang tersimpan dalam penglihatan dan ucapan merupakan segala pengertian dan pemahaman. Sungguh. Udara-udara yang menyelinap di terowongan-terowongan kecil dalam serambi itu akibat sesaknya yang sengaja TERabaikan. Lalu yang terucap ialah pujian-pujian, dengan harapan seseorang datang untuk sekedar mengajakku bermain dengan kepikunan. Tetapi pada malam yang hanya tersisa sepertiganya, aku tumpukkan segala doa pada kedua belahan tangan. Aku masih ingin sempat melakukannya, sebelum tangan-tangan ini menjadi belulang. Kemudian terasinglah beberapa tetes yang memisahkan dirinya dari mata untuk memilih pipi. Saat itulah dimana seluruh tubuhku bergetar menahan kesakitan yang amat sangat rasanya. Namun pada senggama waktu, tahajud menjadikan aku rindu kepada Khalik. Ialah yang mampu membuatku berlagak sembrono dengan keutuhan senyuman. 

Jheasra. A
Jakarta, 2/3/2017
Bilik Jalanan

Sajak Bersambung

Perjuangannya Berubah Menjadi Hiba, sedang Simpatiku Menjelma Menjadi Setia

Dalam sebuah perjalanan, yang terhitung mulai dari tiga tahun silam. Teman saya  Ana bertemu dengan seorang laki-laki asal Bali di sebuah acara pernikahan yang kebetulan merupakan kakak teman Ana dan barangkali salah satu di antara pengantinnya adalah teman Harya, ia bernama Harya. Ana bekerja di sebuah Bank di Batam, sedangkan Harya tinggal di Bali, tetapi karena Harya punya usaha dimana-mana, maka ia sering berkeliling Indonesia. Dalam sebuah pertemuan mula-mula, Haryalah yang mendekati Ana. Harya berusia tiga puluh delapan sedangkan Ana berusia dua puluh empat tahun ketika itu. Harya memberikan nomor teleponnya pada Ana supaya suatu waktu Ana berkenan untuk menghubunginya begitu juga sebaliknya dengan Ana, ia tidak ingin mengangkat telepon dari seseorang yang tidak tersimpan nomor teleponnya. Akan tetapi Ana tidak pernah menghubunginya. Menurut Ana, ia belum mengenal Harya lebih jauh, ia tidak ingin salah bersikap, lagipula memang belum ada sesuatu hal yang barangkali akan diperbincangkan.

Suatu ketika Ana dengan empat orang temannya berlibur ke Jakarta, Ana meng update fotonya bersama keempat temannya di Jakarta. Ternyata foto itu dilihat oleh Harya di beranda akun facebook miliknya. Ana lupa, entah kapan dirinya dan Harya berteman di facebook tersebut. Kemudian, Harya meneleponnya, dan akhirnya mereka bertemu di Jakarta dalam sebuah pertemuan singkat. Harya sempat mengajak Ana nonton, setelah makan dan ngobrol panjang sebelum akhirnya Ana dan keempat temannya diantarkan kembali ke hotel oleh Harya.

Pada waktu yang terbilang singkat itulah Ana mendapatkan sedikit inormasi tentang Harya. Ia kini telah tahu bahwa Harya adalah seorang duda yang telah bercerai dalam pernikahannya seumur jagung enam tahun silam, namun dalam pernikahan itu mereka belum dikaruniai anak oleh Tuhan. Malam itu terasa panjang, karena Ana tidak henti-hentinya diperolok oleh teman-temannya. Hingga keesokan harinya, ternyata Harya tidak ingin kehilngan momen singkat itu. Harya kembali mengajak Ana untuk bertemu dan berjalan-jalan mengelilingi kota Jakarta. Hari itu lah yang dianggap Harya sebagai hari spesial bagi mereka, sementara itu Ana masih belum percaya.

Hari mulai beringsut, satu-persatu waktu mereka habiskan dalam liburan singkat itu, sebelum pada akhirnya Ana dan teman-teman pamit kembali duluan ke Batam. Pasca pertemuan kedua dan ketiga di Jakarta, Harya semakin sering menghubungi Ana dan tidak ragu lagi menyatakan perasaan dan keinginannya. Sementara Ana masih saja tidak percaya dan hanya mengatur sikapnya agar tidak salah sikap. Delapan bulan berlalu, Harya mendatangi Ana ke Batam dan kembali meyakinkannya. Terus menerus ia mencoba meyakinkan Ana dan bahkan menyatakan bahwa ia ingin menikahi Ana. Selang satu tahun, dan kemudian satu setengah tahun waktu telah berlalu dengan usaha meyakinkan. Pada akhirnya, Ana percaya dan menganggap bahwa mungkin ini sudah takdir hidupnya. 

Banyak perbedaan di antara mereka, selain dari pada usia yang terpaut jarak cukup jauh. Ana adalah seorang muslimah berhijab, sedangkan Harya merupakan seorang penganut agama Hindu. Lagi pula, ialah duda yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya bagi Ana. Ana pula merupakan keturunan melayu tulen yang jelas peraturan adat dan kebiasaan di antara mereka sangat berbeda. Kemudian suatu waktu Ana membuka percakapan, bahwa ia barangkali dapat menerima ajakan Harya apabila Harya bersedia menjadi seorang muslim. Alangkah bahagia hatinya, mendengar Harya menyanggupi hal itu.

Hari sudah menjadi minggu, minggu beralih menjadi hitungan bulan. Tetapi, tidak juga terdengar kesanggupan atau inisiatif Harya untuk mengurus pernikahan, apalagi tentu harus ada upacara ringan yang dapat mendampinginya masuk ke dalam agama islam. Ana mulai memberanikan diri untuk bertanya, akan tetapi rupa-rupanya Harya menyerah sebab tidak bisa meninggalkan keterikatan budaya dan kebiasaanya yang juga berkaitan erat dengan Hindu. Lagipula, Harya tergolong berkasta dan keluarganya cukup disegani di Bali.

Ana yang pada saat itu telah beringsut bicara pada ibu dan keluarganya terpaksa terus terang tentang kekecewaanya, meyakinkan pemahamannya agar tidak terjadi kesalah pahaman. Ia meyakini kembali pada keluarganya bahwa Harya sudah mencoba, tetapi Harya tidak dapat menyanggupinya. Sementara itu, keluarga Ana beranggapan apabila ia sungguh-sungguh maka ia pasti akan mau menjadi muslim. Tetapi, Ana bukanlah tipe perempuan yang hendak memaksakan keinginan, apalagi soal agama yang dianut adalah soal kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh hari itu terasa sangat menyakitkan, antara sesal, sedih, dan merasa dipermainkan tetapi Ana terus menerus mencoba mengatur hati dan pikirannya agar tidak bersuudzon. Akan tetapi satu sama lain di antara mereka tetap menjaga silaturahmi dam komunikasi yang baik. 

Sekian banyak perbincangan dan mimpi sudah pernah mereka rangkai bersama. Sebab perlahan-lahan na mulai kagum dengan kegigihan Harya untuk meyakinkan dirinya. Sekalipun Harya merupakan keturunan ningrat dan berada, Ana sama sekali tidak pernah tergiur dengan sesuatu yang bukan miliknya. Tetapi, begitulah soal perjodohan yang tekah dituliskan oleh sang pencipta. Ana kembali mengikhlaskan kesedihannya dan menganggap segalanya sudah diatur Yang Khalik. Sempat Ana mencoba hilang dari kehidupan Harya, tetapi dalam suatu projek yang pernah sama-sama mereka setujui beberapa waktu lalu menjadikan mereka harus terus berkomunikasi walaupun sebatas pekerjaan saja. Ana pun berkali-kali meminta pada Harya untuk mencari perempuan lain sebagai pengganti dirinya, yang dapat memenuhi permintaan dan keinginan Harya.

Pada suatu waktu, mereka kembali dipertemukan Tuhan di Jakarta. waktu itu kebetulan Ana diperintahkan untuk ikut dalam pelatihan dan mewakili kantor tempat dia bekerja. Pasca pertemuan itulah mereka kembali dekat satu sama lain. Harya telah berkali-kali melamar Ana, dan meminta Ana pada orangtuanya. Sekalipun begitu, Ana masih percaya bahwa perjuangan Harya bukanlah karena Harya memiliki perasaan cinta yang besar terhadapnya, melainkan sesuatu yang barangkali dianggapnya dapat menjadi pelengkap hidup bagi Harya yang kemudian berakhir dengan rasa hiba terhadap Hana.

bersambung...

Senin, 27 Februari 2017

Jauhilah Diri dari Kebiasaan Terobsesi atau Ingin yang Berlebihan

PEREMPUAN, Jauhilah diri dari kebiasaan Terobsesi atau Ingin yang Berlebihan. Tidak sedikit orang yang terobsesi pada perasaan ingin memiliki, tidak terkecuali perempuan. Perasaan ingin memiliki yang berlebihan juga dapat membuatmu melakukan tindakan-tindakan yang kadangkala tidak masuk akal.

TEROBSESI PADA MATERI

Ingin memiliki barang yang barangkali mahal harganya, sehingga dapat membuatmu melakukan hal-hal yang menyimpang demi menebus keinginan tersebut. Miris bukan? lebih mengerikan lagi, pendapat akan hal sedemikian bagi sebagian orang baik lelaki atau bahkan perempuan terhadap orang-orang yang melakukannya. Atau, kabar baiknya barangkali pada seseorang yang dianggap bisa memberikanmu kebahagiaan, yang membuatmu terobsesi adalah sebuah pernikahan yang dapat membuatmu merasa dicukupi.

Saya yakin, di antara kalian pernah mendengar kalimat sejenis ini dari seorang teman cowo'
"namanya juga perempuan, siapa sih yang menolak uang?!?"
"ah, dibujuk saja dengan tas baru"
"dia tidak apa ditinggal, asalkan terus menerima transferan"
"yang penting adil dalam pembagian transferan"
pertanyaannya "Benarkah demikian?"

Perempuan,dalam keadaan perasaan dan pikiran yang teratur, apakah kamu dapat menerima kalimat-kalimat tersebut dengan tidak peduli begitu saja? Tidak sedikit pula loh perempuan yang rela menikah, menghabiskan masa hidupnya tanpa cinta, dan rela kesepian asalkan hidupnya tercukupi, tetapi banyak pula yang menyesali hidupnya. Jadi, pikirkan! "perempuan tidak dapat di hargakan bandrol tergantung bagaimana kamu menghargai diri kamu sendiri".

TEROBSESI PADA SESEORANG

Terobsesi tidak hanya tertuju pada barang atau benda saja, rasa ingin yang berlebihan juga dapat mengantarkanmu menjadi seseorang yang tidak sopan bahkan bisa jadi menjadi sangar dalam tindakan. Pada saat ingin memiliki seseorang sebaiknya dikendalikan, namun jika tidak maka bisa saja yang kamu lakukan adalah merebutnya dari seseorang yang telah bersamanya lebih dulu. Atau, tidak pernah merasa terpaksa (nyaman saja) untuk bersikap agresif yang kadangkala merendahkan diri sendiri. Obsesi yang tidak dapat diatur akan menimbulkan kejahilan, entah itu berupa fitnah atau upaya meyakinkan yang berlebihkan supaya dapat terus menjadi sorotan. Entah sorotan supaya kamu terkesan paling baik untuknya, atau menyingkirkan dirinya dari pikiran-pikiran orang lain yang menjadikan "dia" terlihat baik, tentu supaya saingan berkurang.

Hati-hati, dalam perjuanganmu yang berlebihan itu akan ada beberapa orang menilai;
"kamu adalah perempuan yang suka membicarakan keburukan orang lain" dan lebih parah bila
"kamu adalah perempuan yang jahat dibalik sikapmu yang terlihat bersahabat" "
lebih singkat lagi "kamu sehat?"

Pikirkan lagi, "Bersikap baiklah pada seseorang seperti yang kamu inginkan dari sikap seseorang terhadapmu"

TEROBSESI PADA JABATAN

"Untuk apa kamu bekerja?"
Bagi sebagian orang, pertanyaan bernada pernyataan tersebut dapat dijadikan alasan untuk meraih obsesinya. Tidak masalah, selama cara untuk mendapatkannya baik. "Semoga kita tidak termasuk orang yang tega menjatuhkan orang lain atau menghalalkan segala cara demi menebus obsesi yang tidak dapat dikendalikan".

Jheasra. A 
Jakarta, 27/12/2017 

Tidak Ada Cinta pada Pandangan Pertama

-Tidak Ada Cinta pada Pandangan Pertama, yang ada hanyalah rasa kagum atau perasaan ingin iseng. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak perempuan yang merasa bangga saat mendengar bahwa ia telah dicintai oleh seorang lelaki, dibalik sikapnya yang malu-malu sesungguhnya banyak perempuan yang merasa bahwa dirinya sangat menarik hingga dapat menarik hati lelaki pada waktu yang singkat di saat pertemuan pertama. Tahukah kamu? cinta pada pandangan pertama sangatlah tidak masuk akal. Sesungguhnya yang dapat muncul pada pandangan pertama adalah:

ISENG
Seperti sebuah permainan lotre, pada saat lelaki bertemu dengan seorang perempuan yang dianggapnya cantik yang ada dipikirannya adalah ingin lekas berkenalan, persoal dapat atau tidak, yaa belakangan. iseng-iseng berhadiah. Jadi bukanlah cinta atau rasa sayang yang muncul pada saat itu.

PELAMPIASAN
Barangkali, kamu pernah merasa bangga saat seorang lelaki menceritakan keluh kesah terhadapmu, melihat reaksimu, kemudian lelaki tersebut memujimu. Eeiiittsss, jangan GR dulu... Bisa jadi pujian itu benar, benar-benar ingin menjadikanmu teman saat kini ia membutuhkan pengakuan bahwa ia hebat dan bisa move on lebih cepat dari masa lalunya. 

TARUHAN
Ngeri dong yaa, jatuh cinta pada seseorang yang ternyata menjadikanmu bahan taruhan dengan teman-temannya? Kamu berbunga-bunga, dia makan bakso gratis sebulan.


KAMU MIRIP SESEORANG PADA MASA LALUNYA
gaes! kamu akan lebih sakit saat mengetahui kenyataan bahwa ia jatuh cinta padamu karena bayang-bayang seseorang di masa lalu. Jadi kalau tidak tangguh dengan ketulusanmu terhadapnya, kamu jangan lekas terbang yaa.

KAGUM
Lelaki yang seperti ini adalah tipe jujur, ia hanya mengakui apa yang membuatmu hebat dimatanya. Jadi jangan terburu-buru beranggapan bahwa ia akan mempertahankan pujian itu, terlebih hanya pada dirimu saja.
Setiap perempuan memang memiliki cara berpikir yang berbeda-beda. Tetapi, tidak ada salahnya kamu mempertimbangkan yang di atas. Jatuh cintalah dengan realistis, berikan dan terima hati seseorang dengan porsi yang tidak berlebihan. Nikmati saja masa-masa PDKT  sembari saling menilai satu sama lain, biarkan perasaan itu tumbuh dengan alasan yang sederhana. Seseorang yang tulus tidak akan pernah pergi dalam perjuangannya yang belum selesai, kecuali jika kamu juga tidak pantas untuk diperjuangkan loh yaa...

Jika ia menyangi dan mencintaimu, maka ia tidak akan menyakitimu dengan sengaja. Jika ia sengaja menyakitimu, maka ia tidak menyayangi dan mencintaimu karena ia telah MAU melakukannya.

Jheasra. A
Jakarta, 27/2/2017

Minggu, 26 Februari 2017

BIOGRAFI Yeni Fardila (Jheasra. A)

Biografi Jheasra. A - Banyak orang bingung siapa nama sebenarnya,  profil atau biografi singkat Jheasra. A. Dia adalah seorang penulis blog yang beberapa tulisannya sangat menyentuh karena bahasanya yang sederhana dan santun dan cerita yang diangkat adalah merupakan aksi dari perjalanannya sebagai pendengar keluhan bagi perempuan dan anak-anak ataupun kesensitifannya terhadap lingkungan sekitar, beliau juga pernah mengajar di beberapa sekolah baik itu tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menegah Pertama, bahkan sampai Sekolah Menengah Atas. Dialah Yeni Fardila, S. Pd. dilahirkan di kota Padang Sumatera Barat, pada tanggal 7 Desember 1992. Dalam tulisan dan sajaknya, beliau kerap menggunakan nama Jheasra. A atau White Rhyme yang berarti sajak putih. Akrab dipanggil Jeje, beliau adalah bungsu dari  empat bersaudara, pasangan Suwirman Asra (alm) dan Suwarni. Belum pernah menikah, beliau dijuluki sebagai srikandi, pemimpi yang arif oleh rekan-rekannya.

Selain daripada menulis Jeje punya kegemaran membaca, traveling, bernyanyi, dan fotografi. Hal itu terbukti dari banyaknya foto-foto perjalanan yang di update di akun instagram miliknya  /https://www.instagram.com/asianfadla/

Tak hanya itu, ia juga aktif dalam berbisnis online dan mendesign fashion, ia menyadari bahwa penampilan adalah karakter seseorang, akan tetapi dalam setiap penampilan juga sangat perlu memperhatikan tempat, rekan, waktu, dan suasana sehingganya terlihat sesuai dan pantas.

Merasa ingin terus belajar memahami diri sendiri dan mengetahui banyak hal, Jeje juga memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, kecintaannya pada negara Indonesia membuatnya disiplin mengatur langkah dalam menjaga identitasnya sebagai perempuan Indonesia, ia juga senang pada budaya, dibuktikan dengan panggilan para keponakannya yang menyebutnya dengan "etek" yang berarti tante. Juga antusiasnya dalam mengetahui seluk-beluk budaya yang ada di Indonesia. Karakternya yang arif membawanya masuk ke dalam sebuah organisasi bertajuk Trisakti Bela Bangsa "Banteng Indonesia" sejak Maret tahun 2015 sebagai Wakil Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Batam-KEPRI. Seiring berjalannya waktu kemudian ia menyusul keluarganya ke Jakarta. Pada Agustus 2016 kemudian beliau diberi amanah untuk menjabat sebagai sekretaris jendral bagi anak organisasi Banteng Indonesia, yakni Gerakan Muda Banteng Indonesia (GEMA Banteng Indonesia) dan dipercaya melantik rekan-rekannya pada Kongres I Barisan Penegak Trisakti Bela Bangsa Banteng Indonesia di Palembang pada Rabu, 14 Desember 2016.

Riwayat Pendidikan:
  • 2004 Lulus dari SDN 53 Kuranji Padang
  • 2007 Lulus dari SMPN 28 Padang
  • 2007-2008 di SMK-SMEA NASIONAL Padang
  • 2010 Lulus dari SMK KARTIKA 1-2 Padang
  • 2014 Lulus dari Universitas Negeri Padang
 Riwayat Provesi:
  • 1998-sekarang Owner Muesli Ibu Warni di Jakarta dan Padang
  • 2005-sekarang Penulis
  • 2013 Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Muda di SMPN 31 Padang
  • 2013 Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Muda di SMP TRI ABDI PEMBANGUNAN Padang
  • 2014-2016 Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Mondial Batam
  • 2014-2015 Guru Bahasa dan Sastra Indonesia dan Seluruh Mata Pelajaran Inti di LBB Q n A Batam
  • 2014-2016 Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di PRIMAGAMA Nagoya Batam
  • 2015-2016 Wakil Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Banteng Indonesia di Batam
  • 2016-sekarang Sekretaris Jendral Gerakan Muda Banteng Indonesia di Jakarta
  • 2016-sekarang Owner Jjeshra_collection di Jakarta


Masuk UNP (Universitas Negeri Padang)
Karena kecerdasan dan kekritisanya, Setelah tamat dari Sekolah Menengah Kejuruan di Padang dengan jurusan akuntansi tahun 2010, beliau masuk di UNP (Universitas Negeri Padang) jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ia tidak pernah menyangka bahwa mimpinya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi kenyataan. Sepeninggal almarhum ayahanda tercinta, kehidupannya dan keluarga terbilang pas-pasan. Ia meyakini hatinya bahwa barangkali dirinya tidak seberuntung mimpinya, akan tetapi bismillah dan nawaitu yang baik akan mengantarkannya pada hasil yang memuaskan. Ia akhirnya dapat menyelesaikan study sebagai sarjana selama 3 tahun 7 bulan. Meskipun demikian Jeje rupanya masih tidak puas dengan hasilnya. Tetapi selama itu pula ia telah banyak bersyukur, pada masa itu ia dikenal sebagai aktris teater, Host/MC, penulis blog/media cetak. Khususnya pada teater, ia mula-mula dikenal sebagai Jamila (peran utama naskah drama "Palacur dan Sang Presiden" oleh Ratna Serumpaet), Sumur Tanpa Dasar, dan naskah lainnya, kemudian menjadi pelatih/mentor/sutradara bagi juniornya dalam naskah Penjual Bendera karya Wisran Hadi, Orang Gila di Atas Atap, dan kemudian beberapa naskah lainnya. Pada cerpennya kerap mengangkat cerita bertajuk ayah, ibu, dan rindu. Sedangkan pada sajak ia kerap bertajuk ketulusan. Hingga akhirnya lulus sebagai sarjana pada Maret 2014 lalu.


Foto Jheyuan Yien fad'La.
Jeje membaca puisi "Tuhan Jatuh Cinta Ini Maha Nikmatnya"
 karya Hassanuddin WS

Foto Jheyuan Yien fad'La. 
Jeje dan Ridho sebagai Sutradara dalam Drama "Penjual Bendera"
menerima penghargaan dan apresiasi

Foto Jheyuan Yien fad'La.
 
Jeje dalam peranan Jamila dalam "Pelacur dang Sang Presiden"
bersama Jaelani yang diperanjan oleh Irwandi
Ibu sipir oleh Dharma Julia Permata Sari
dan Polisi oleh Devinaldi

Foto Jheyuan Yien fad'La. 
Jeje dalam peranan Jamila dalam "Pelacur dang Sang Presiden"
bersama sutradara dan para asisten sutradara
Zulian Ade Putra, Desi Permata Guri, dan Reza Suhanda

Foto Jheyuan Yien fad'La. 
Jeje dalam peranan Marjuki bersama Fitrianda


Sebagian Karya beliau dalam artikel-cerpen-cerbung-sajak :

Bertajuk Pandangan (artikel/pandangan):  
  • Perempuan Jangan Berucap atau Menulis Apapun dalam Kekacauan (artikel/pandangan)
  • Mengukur Kemampuan (artikel/pandangan)
  • Perempuan dan Logika Cinta (artikel/pandangan)
  • Tak Ada Cinta pada Pandangan Pertama (artikel/pandangan)
  • Jauhilah Diri dari Kebiasaan Terobsesi atau Ingin yang Berlebihan (artikel/pandangan)

Bertajuk sekisah (cerpen-cerbung):
  • Duduklah
  • Aduh Kakiku Kejepit Pintu
  • Cinta Padamu Negeri
  • Demokratis bukan Mendemokrasikan
  • Rosedalle
  • Rinai
  • Toleransi
  • Ku Tenggelamkan Harapan
  • Hujan
  • Ibu, di Kota Ini
  • Pesta
  • Petang di Sebuah Taman
  • gadih NUR
  • Ospekers
  • Ujian Banget 
  • Jakarta Romansa, Kasih tak Sampai
  •  
Bertajuk White Rhyme (puisi-sajak):
  • Bohong Lagi
  • Kau Pergi Tak Ku Ingat
  • Puji Syukurku
  • Bangkitlah Kawan
  • Ayah
  • Cintaku Hanya Senyuman
  • Negeri Kita Merdeka
  • Tetesan Suci Sesak Batinku
  • Menopengi Kau
  • Alam
  • C.ku
  • Tikus-Tikus Rakus
  • Dimana
  • Pekik Tak Bergema
  • Tanya
  • Melanglang Waktu
  • Sajak Rindu di Bawah Pelangi Itu
  • Cahaya Harapan
  • Optimislah
  • Guratan Luka
  • Gores
  • Senja
  • Jantungku
  • Darah Jernih dari Luka yang Tersenyum
  • Rindu Ramadhan 
  • Jakarta Romansa, Kasih tak Sampai

Dan suatu ketika, bila aku harus menyerah pada takdir dan membiarkan tubuhku ikut bersamanya, maka ziarahilah pesan-pesanku dalam kehidupan beribu-ribu tahun di kemudian waktu. (yenifardila_WR)

Minggu, 12 Februari 2017

Perempuan, jangan berucap atau menulis apapun dalam kekacauan

Perempuan, jangan berucap atau menulis apapun dalam kekacauan. Menangislah semalaman, dan terseyumlah esok pagi.
Selamat pagi perempuan.
Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Esa selalu menguatkanmu dan memberi perlindungan.